Pages

08 Maret 2011

Akuntansi Internasional

Akuntansi Internasional

Akuntansi Internasional

A. Pendahuluan

Akuntansi internsional adalah akuntansi untuk transaksi internasional, perbandingan prinsip akuntansi antarnegara yang berbeda dan harmonisasi berbagai standar akuntansi dalam bidang kewenangan pajak, auditing dan bidang akuntansi lainnya. Akuntansi harus berkembang agar mampu memberikan informasi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan di perusahaan pada setiap perubahan lingkungan bisnis. Hal ini menuntut akuntan untuk memahami tidak hanya akuntansi yang bersifat lokal saja tapi juga akuntansi secara luas yang berorientasi internasional.

B. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Dunia Akuntansi Internsional

Terdapat 3 hal penting yang mempengaruhi perkembangan dunia akuntansi internasional menurut Choi dan Muller (1998; 1) yang mendorong bidang akuntansi internasional kedalam dimensi internasional yang terus tumbuh, yaitu :

(1) faktor lingkungan

(2) Internasionalisasi dari disiplin akuntansi,

(3) Internasionalisasi dari profesi akuntansi.

Faktor lingkungan memberikan pengaruh sangat besar terhadap perkembangan akuntansi internasional, dan Choi et. al (1998; 36) menjelaskan sejumlah faktor lingkungan yang diyakini memiliki pengaruh langsung terhadap pengembangan akuntansi, antara lain :

(1) Sistem Hukum

(2) Sistem Politik

(3) Sistem Kepemilikan Bisnis

(4) Perbedaan Besaran dan Kompleksitas Perusahaan-Perusahaan Bisnis

(5) Iklim Sosial

(6) Tingkat Kompetensi Manajemen Bisnis dan Komunitas Keuangan

(7) Tingkat Campur Tangan Bisnis Legislatif

(8) Ada Legislasi Akuntansi Tertentu

(9) Kecepatan Inovasi Bisnis

(10)Tahap Pembangunan Ekonomi

(11)Pola Pertembuhan Ekonomi

(12)Status Pendidikan dan Organisasi Profesional

C. Perkembangan Akuntansi Dalam Ekonomi Yang Berorientasi Pasar

Perkembangan akuntansi yang diamati di negara- negara Barat yang memiliki sistem ekonomi yang berorientasi pasar berkembang menurut struktur berikut ini :

(1) Pola Makroekonomis

Akuntansi keuangan yang berorientasi pada makrekonomi mungkin mengakui secara formal nilai penemuan dari mineral atau kandungan minyak, menghitung beban depresiasi atas peralatan produkstif berdasarkan unit produksi, dan mengizinkan penghapusan biaya tertentu dengan cepat jika hal ini merupakan kepentingan pembangunan ekonomi regional atau nasional.

(2) Pola Mikroekonomis

Konsep akuntansi utama dalam pola pengembangan yang didasarkan pada mikroekonomi adalah bahwa proses akuntansi harus mempertahankan secara konstan jumlah investasi modal moneter dalam perusahaan dalan nilai riil.

(3) Pendeketan Displin Independen

Menganggap akuntansi sebagai fungsi jasa dari bisnis memberikan ruang yang cukup untuk menyimpulkan bahwa akuntansi dapat membangun kerangka yang berguna bagi dirinya yang disaring dari proses bisnis yang dilayaninya. Jika hal ini mungkin dilakukan, maka dukungan konseptual dari suatu disiplin seperti ekonomi tidak dibutuhkan. Akuntansi dengan kata lain , bergantung pada dirinya menjadi suatu disiplin yang independen

(4) Pendekatan Akuntansi Seragam

Ada tiga pendekatan praktis atas pola pengembangan keseragaman akuntansi :

- Pendekatan bisnis

- Pendekatan ekonomi

- Pendekatan teknis

D. Negara Yang Dominan Dalam Perkembangan Praktek Akuntansi

Beberapa negara yang dominan terhadap perkembangan akuntansi antara lain:

(1) Prancis

(2) Jepang

(3) Amerika Serikat

Dalam perkembangannya negara Prancis dan Jepang masih kurang dominan ketimbang Amerika Serikat. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan akuntansi Jepang yang dalam perkembangannya saat ini didasarkan pada IFRS yang ada.

E. Hubungan Budaya dan Akuntansi Internasional

Budaya adalah nilai dan attitude yang digunakan dan di yakini oleh suatu masyarakat atau negara. Variabel budaya tergambar dalam kelembagaan Negara yang bersangkutan (dalam sistim hukum dll). Hofstede (1980; 1983) meneliti dimensi budaya di 39 negara. Dia mendefinisikan budaya sebagai “The collective programming of the mind which distinguishes the members of one human group from another’ (Hofstede 1983) dan membagi dimensi budaya menjadi 4 bagian :

(1) Individualisme vs kolektivisme

merupakan kecenderungan terhadap suatu tatanan sosial yang tersusun longgar dibandingkan terhadap tatanan yang tersusun ketat dan saling tergantung.

(2) Large vs Small Powr Distance (Jarak kekuasaan)

adalah sejauh mana hierarki dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan pembagian kekuasaan dalam suatu lembaga dan organisasi secara tidak adil dapat diterima. Pada masyarakat yang power distance besar, adanya pengakuan tingkatan didalam masyarakat dan tidak memerlukan persamaan tingkatan. Sedangkan pada masyarakat yang power distance kecil, tidak mengakui adanya perbedaan dan membutuhkan persamaan tingkatan didalam masyarakat.

(3) Strong vs Weak Uncertainty Avoidance (Penghindaran ketidakpasian)

adalah sejauh mana masyarakat merasa tidak nyaman dengan ambiguitas dan suatu masa depan yang tidak pasti. Masyarakat dengan tingkat menghindari ketidak pastian yang rendah akan lebih santai sehingga praktik lebih tergantung prinsip dan penyimpangan akan lebih bisa ditoleransi.

(4) Maskulinitas vs feminimitas

adalah sejauh mana peranan gender dibedakan dan kinerja serta pencapaian yang dapat dilihat lebih ditekankan daripada hubungan dan perhatian. Nilai masculine menekankan pada nilai kinerja dan pencapaian yang nampak, sedangkan feminine lebih pada preferensi pada kualitas hidup, hubungan persaudaraan, modis dan peduli pada yang lemah.

Hofstede dan Bond (1988) menambahkan dimensi budaya kelima yaitu Confucian Dynamism, yang kemudian dinamakan dengan orientasi jangka panjang.Hofstede (2001) mendefinisikan orientasi jangka panjang sebagai gambaran masa datang yang berorientasi pada reward dan punishment.

F. Dasar Klasifikasi Akuntansi Internasional

Klasifikasi akuntansi internasional dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu :

(1) Pendekatan Deductive

Yaitu mengidentifikasikan faktor lingkungan yang relevan dan mengkaitkan itu dengan praktek akuntansi nasional, pengelompokan internasional atau pola perkembangan yang diajukan.

(2) Pendekatan Inductive

Praktek akuntansi individual dianalisa, pola perkembangan atau pengelompokan diidentifikasikan dan di akhir penjelasan dibuat dari sudut pandang ekonomi, sosial, politik dan faktor-faktor lainnya.

G. Perbedaan Penyajian Wajar dan Kepatuhan Terhadap Hukum di Negara yang Dominan

Perbedaan penyajian wajar dan kepatuhan terhadap hukum mengalami banyak permasahan. Ini menyangkut penyesuaian yang dilakukan terhadap pemberlakuan IFRS sebagai dasar penyajian. Beberapa masalah diantaranya :

(1) Depresiasi, di mana beban ditentukan berdasarkan penurunan kegunaan suatu aktiva selama masa manfaat ekonomi.

(2) Sewa guna usaha yang memiliki substansi pembelian aktiva tetap (properti) diperlakukan seperti itu (penyajian wajar) atau diperlakukan seperti sewa guna usaha operasi yang biasa (kepatuhan hukum).

(3) Pensiun dengan biaya yang diakrual pada saat dihasilkan oleh karyawan (penyajian wajar) atau dibebankan menurut dasar dibayar pada saat Anda berhenti bekerja (kepatuhan hukum).

H. Isu Penting Perbedaan Penyajian Wajar dan Ketaatan Terhadap Hukum

Isu penting yang terjadi saat ini adalah tentang pemberlakuan IFRS sebagau dasar penyajian. Sehingga negara-negara yang belum melakukan penyajian wajar melalukan penyesuaian terhadap laporannya.

I. Referensi

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/definisi-akuntansi-internasional/

http://agusw77.files.wordpress.com/2009/06/perkembangan-akuntansi-internasional4.pdf

http://davengine.blogspot.com/2011/02/makalah-akuntansi-international-negara.html

http://dedysuarjaya.blogspot.com/2010/09/pola-budaya-dan-perkembangan-akuntansi.html